PALANGKARAYA – Jumlah posyandu di Kalteng berdasarkan data pada aplikasi komunikasi data Kementerian Kesehatan tahun 2024 sebanyak 2.569 unit. Rencananya, Posyandu akan dibina untuk mendukung transformasi layanan primer di tingkat Desa/Kelurahan, maka seluruh posyandu akan dijadikan Posyandu ILP (Integrasi Layanan Primer) dengan fokus layanan pada seluruh sasaran siklus hidup.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Kalteng, Selasa (27/8/2024), di Swiss-Bellhotel Danum Palangkaraya.
“Rasio posyandu per 100 balita pada tahun 2024 sebesar 0,95,” kata Suyuti.
Dalam kesempatan tersebut, Suyuti Syamsul menekankan beberapa poin penting yang harus diperhatikan bersama. Yakni, peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan dengan memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah terpencil, memiliki akses yang memadai ke layanan kesehatan berkualitas.
Ini termasuk penguatan infrastruktur kesehatan dan peningkatan kapasitas tenaga medis. Kemudian, peningkatan program kesehatan masyarakat yakni pencegahan adalah kunci dalam mengurangi beban penyakit. Kita harus memperluas program kesehatan masyarakat, seperti imunisasi, pencegahan penyakit tidak menular, dan promosi gaya hidup sehat.
Selanjutnya, pemanfaatan teknologi dan inovasi kesehatan dimanaalam era digital ini, pemanfaatan teknologi untuk telemedicine dan sistem informasi kesehatan harus dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan kesehatan. Keempat, pemberdayaan masyarakat yakni harus mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga kesehatan mereka sendiri, melalui program-program promotif dan preventif yang melibatkan peran serta masyarakat.
Terakhir, kolaborasi antar sektor. Masalah kesehatan sering kali memerlukan pendekatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, kolaborasi antara sektor kesehatan dengan sektor lain, seperti pendidikan, ekonomi, dan lingkungan, sangat penting untuk mencapai kesehatan masyarakat yang optimal.
“Kita harus mengakui bahwa tantangan kesehatan tidak hanya terletak pada penyakit, tetapi juga pada determinan sosial kesehatan yang lebih luas. Oleh karena itu, partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dan semua pemangku kepentingan adalah kunci dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera,” tuturnya.
Rakerkesda ini dihadiri kurang lebih 300 orang peserta dari provinsi dan kabupaten kota, yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Direktur Rumah Sakit Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Kasubag/ Sub.Koordinator/ Ketua Tim Kerja Penyusunan Program Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Daerah Kabupaten/ Kota, Pejabat Administrator Dinas Kesehatan Prov. Kalteng, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Bidang Kesehatan Serta Organisasi Profesi serta dihadiri Mitra Kesehatan baik dari Komunitas Kesehatan maupun Penyalur Alat Kesehatan (PAK) serta Pedagang Besar Farmasi (PBF). (VK1)