PULANG PISAU – Pemkab Pulang Pisau melalui Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) mulai menata kawasan kumuh di Kompleks Buruh RT 10 dan RT 11 Kelurahan Pulang Pisau, Kecamatan Kahayan Hilir, Pulang Pisau. Peletakan batu pertama dan sosialisasi Lewu Bahalap dilakukan pada Jumat (1/12/2023) pagi.
Peletakan batu pertama dilakukan oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Hukum dan Politik, Iwan Hermawan, mewakili Pj Bupati. Kompleks Buruh selanjutnya akan ditata agar menjadi kawasan layak huni bagi masyarakat. Kawasan itu kemudian diberi nama “Lewu Bahalap”.
“Pengentasan kawasan pemukiman dan perumahan kumuh di Kabupaten Pulpis ini, merupakan upaya dalam menjawab atas tantangan yang kita hadapi saat ini terkait dengan isu kemiskinan ekstrem, stunting, inflasi dan investasi, guna mewujudkan kualitas hidup pada seluruh siklus kehidupan dan terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera,” kata Iwan membacakan sambutan Pj Bupati.
“Secara pribadi dan mewakili Pemkab Pulang Pisau, memberikan apresiasi dan dukungan penuh serta mengajak seluruh stakeholder yang ada, saling terintegrasi mewujudkan tujuan dari inovasi program Lewu Bahalap yang merupakan salah satu strategi percepatan pembangunan dan pengentasan kawasan tidak layak huni di Kabupaten Pulang Pisau,” kata Iwan.
Acara ini dibuka dengan ritual adat Dayak, Potong Pantan yang dipimpin oleh Kepala Damang Adat Kecamatan Kahayan Hilir, Idon Y Riwut. Dalam wawancara dengan voxkalteng.com, Idon menjelaskan tentang ritual Dayak yang dilakukan untuk mengawali suatu kegiatan atau menyambut tamu.
“Potong pantan kenapa harus dilakukan oleh tamu, dengan harapan segala aral rintangan, tantangan yang menghalangi tujuan tamu yang datang bisa hilang. Dengan pantannya terpotong, terpotong pula aral rintangan yang menghadang,” kata Idon.
Kemudian ada juga ritual Mamapas dan Tampung Tawar, bermakna agar terhindar dari hal yang buruk. “Juga Lawang Sakepeng, filosofinya sama dengan terpotongnya pantang, harapannya kita bisa memutuskan dan menghalau aral melintang dan rintangan yang ada,” katanya. Memulai dengan sejumlah ritual Dayak ini, diharapkan program Lewu Bahalap dapat terlaksana dengan aman dan lancar, tanpa hambatan atau gangguan apapun. (MWF)