PALANGKARAYA – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi salah daerah penopang ekonomi nasional. Salah satunya ditandai dengan nilai ekspor yang mencapai triliun rupiah.
Data Bidang Perdagangan Luar Negeri pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kalimantan Tengah, yang dbersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), menyebutkan secara kumulatif komoditas ekspor Kalteng periode Januari hingga November 2023, dari barang non migas (minyak dan gas) mencapai angka 4.440,93 Juta US Dollar.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kalteng Aster Bonawaty menyampaikan, ekspor hingga kini masih terus berjalan. Nilai ekspor terbesar berasal dari batu bara, Crude Palm Oil (CPO) hasil sawit, beserta turunannya.
Volume ekspor Kalimantan Tengah yang merupakan komoditas barang non migas berada pada total 21.214,89 ribu ton. “Negara tujuan ekspor terbesar adalah Jepang 36,07 persen dari total ekspor,” sebutnya.
Kedua, disusul oleh Tiongkok 19,87 persen, kemudian India 15,86 persen. Ekspor melalui pelabuhan muat di Kalteng tercatat senilai 840,81 Juta US Dollar. Pelabuhan muat ini meliputi Kumai, Sampit, Pangkalanbun, Kuala Kapuas, Pulang Pisau, dan Bandara Tjilik Riwut.
Ekspor dari Kalteng juga dikirim melalui pelabuhan muat provinsi lain dengan total 3.600,12 juta US Dollar. “Pelabuhan muat provinsi lain meliputi, Banjarmasin, Kota Baru, Tanjung Perak, Bandara Juanda, Bandara Soekarno-Hatta, Satui, Tanjung Priok, dan lainnya,” ucapnya.
Bahkan ekspor dari Kalteng melalui pelabuhan muat provinsi lain jauh lebih besar.
Nilai transaksi ekspor periode Januari-November 2023 melalui pelabuhan muat Kalteng tercatat hanya 19,93 persen dari total nilai ekspor, sementara 81,07 persen transaksi ekspor dilakukan melalui pelabuhan provinsi lain. (VK1)


