PALANGKARAYA – Makna pernikahan bagi Gereja Katolik merupakan panggilan Allah bagi suami dan istri, untuk membina biduk rumah tangga, membimbing dan mendidik anak-anak yang dititipkan Allah. Karena itu pernikahan patut disyukuri sebagai berkat, rahmat dan anugerah dari Tuhan.
Demikian salah satu poin penting yang dibahas dalam kegiatan bincang keluarga atau Katekese Keluarga Katolik, yang berlangsung di Aula Tarung Barasih Gereja Yesus Gembala Baik (YGB), Jalan Tjilik Riwut Km9 Palangkaraya, Sabtu (17/2/2024).
Bincang Keluarga ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Hari Pernikahan Se-Dunia Ke-41 tahun 2024, di gereja Katolik YGB Palangkaraya. Kegiatan berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu (17-18/2/2024). Selain bincang rohani, digelar juga Bhakti Sosial pelayanan kesehatan.
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama sejumlah organisasi Katolik. Seperti Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPD Kalimantan Tengah, komunitas Worldwide Marriage Encounter (ME) Palangkaraya, Komisi Keluarga Keuskupan Palangkaraya, Sahabat MSF, dan Catholik Family Ministry.
Dalam bincang rohani, Romo Timotius I Ketut Adi Hardana MSF dan Pastor Cornelius Fallo SVD tampil sebagai narasumber. Romo Timo dalam materinya memaparkan bahwa seorang pria dan wanita mengambil keputusan penting untuk menjalani pernikahan. Diawali dengan janji pernikahan di depan altar Tuhan. Janji pernikahan ini merupakan komitmen untuk selalu bersama dalam mewujudkan kebahagiaan sebagai tujuan pernikahan.
“Menikah adalah sebuah keputusan untuk mengikat bersama-sama, berjalan beriringan menuju kebahagiaan,” kata Romo Timo.
Diakui, dalam rumah tangga pernikahan tentu tak luput dari berbagai persoalan. Ada perselisihan, pertengkaran, hingga pengkhianatan berupa perselingkuhan oleh salah satu pihak. Ini tentu menimbulkan keretakan dalam hubungan pernikahan.
Namun kasih dan pengampunan membuka kembali pintu pertobatan, memberikan kesempatan kepada pasangan untuk kembali pada komitmen bersama.
Pastor Cornel dalam materinya mengungkapkan pernikahan merupakan perwujudan misi Tuhan. Saat Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, Tuhan menyampaikan pesan “berkembang biak dan penuhi bumi”.
Bahkan Abraham, salah satu tokoh dalam Alkitab, dijanjikan Tuhan menjadi bangsa yang besar yang akan memenuhi bumi. Abraham diberi keturunan di usianya yang sudah senja.
“Tuhan memanggil setiap orang sesuai rencana-Nya. Ada yang menjadi pastor, suster dan ada yang menjalani kehidupan pernikahan. Semuanya adalah rahmat Tuhan,” kata Cornel.
Dalam pernikahan, suami istri dipanggil untuk menjadi orang tua bagi anak-anak. Suami istri diberkati Tuhan agar menjadi saluran berkat bagi anak-anak maupun bagi sesama. Karena itu setiap keluarga Katolik diutus untuk membawa rahmat Cinta Kasih dalam keluarga maupun masyarakat. Cornel berharap setiap keluarga Katolik dapat mencapai tujuan pernikahan yaitu kebahagiaan.
Bincang rohani ini kemudian diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab, serta sharing pengalaman sejumlah pasutri dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga mereka. Acara ini lalu ditutup dengan lomba pasang dasi. Walaupun hal sederhana, namun memasang dasi adalah salah satu bukti cinta dan dukungan seorang istri kepada suaminya. Lomba ini diikuti sejumlah pasutri. (VK1)