Ilustrasi hujan es.
PALANGKA RAYA – Fenomena hujan es yang mengguyur Desa Babai, Kecamatan Karau Kuala, Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Minggu (22/10/2023) siang, direspons Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya.
Lian Adriani, Prakirawan Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Kelas I BMKG Kalteng, Senin (23/10/2023), mengatakan hujan es yang terjadi di Desa Babai adalah hal yang wajar. Hal ini dikarenakan saat ini merupakan fase transisi dari musim kemarau ke penghujan di Kalimantan Tengah.
Dijelaskan, pada musim peralihan potensi cuaca ekstrim memang cukup tinggi, mengingat labilnya atmosfer sehingga menyebabkan adanya hujan es, hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang petir atau kilat. “Potensi hujan es memang cukup tinggi, ” kata Lian Adriani.
Ia menuturkan, labilnya atmosfer menimbulkan awan-awan konvektif sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah cukup berpotensi turun hujan es, karena di akhir Oktober hingga pertengahan November masih dalam musim peralihan.
“Oleh karena itu, fenomena hujan es yang terjadi di Desa Babai bukan merupakan sesuatu yang luar biasa atau aneh, melainkan masih dalam batas wajar. Potensi hujan es ini bisa terjadi seluruh Kalimantan Tengah, tidak hanya di bagian utara saja seperti di Desa Babai,” katanya.
Adapun hujan es yang melanda Desa Babai sempat menimbulkan kehebohan. Apalagi hujan tersebut terjadi kurang lebih 1 jam, pada Minggu siang sekitar pukul 13:00 WIB. Sejumlah warga mengabaikan dalam video yang kemudian beredar luas di media sosial. vk7