PALANGKARAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) berjanji akan berupaya menjaga inflasi agar terkendali dan masyarakat bisa menikmati harga yang wajar, menghadapi bulan Ramadan 1446 H atau 2025 M. Hal itu disampaikan Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko, usai menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2025 secara virtual, di Ruang Rapat Bajakah Kantor Gubernur Kalteng, Senin (24/2/2025).
Turut hadir mendampingi Yuas Elko, unsur Forkopimda, Kepala Instansi Vertikal, Kepala Perangkat Daerah Prov Kalteng terkait, dan Plh Kepala Biro Ekonomi Setda Prov Kalteng Fanny Kartika Oktavianti. “Sesuai dengan permintaan Kemendagri, kita harus menyediakan stok dan mengantisipasi lonjakan harga di bulan Ramadan tahun ini. Kita harapkan inflasi kita tidak naik dan stabil selama bulan Ramadan,” kata Yuas. Upaya itu, lanjut Yuas, perlu dilaksanakan bersama-sama oleh Pemprov dan Pemerintah kabupaten/kota se-Kalteng.
Rapat koordinasi ini dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir. Dalam arahannya Tomsi Tohir meminta agar seluruh Pemerintah Daerah bisa mengendalikan kenaikan harga di bulan Ramadan tahun ini. “Nanti teman-teman di daerah akan kami tunjuk secara bergiliran untuk menjelaskan apa saja yang mengalami kenaikan harga dan bagaimana mengatasinya. Sehingga setiap minggu masing-masing daerah ada upaya dan bekerja keras untuk menekan kenaikan harga barang di daerahnya, bukan mengharapkan bantuan dari daerah lain,” ujarnya.
Plh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Bada Pusat Statistik M Habibullah menyampaikan, sebanyak lima komoditas memberikan andil inflasi terbesar pada bulan Ramadan tahun 2024 lalu yakni telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, dan bawang putih.
“Telur ayam ras mengalami inflasi hampir di seluruh kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK), tepatnya pada 148 kabupaten/kota IHK. Hanya terdapat dua kabupaten/kota yang deflasi. Sedangkan untuk cabai rawit, terdapat 111 kabupaten/kota IHK yang mengalami inflasi,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, pada minggu ketiga Februari 2025, terdapat delapan provinsi yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH), yakni Papua Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Papua Barat, dan Sumatera Barat. “Komoditas penyumbang andil terbesar kenaikan IPH di delapan provinsi tersebut didominasi oleh cabai merah, cabai rawit, dan beras,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pada minggu ketiga Februari 2025, harga gula pasir naik sebesar 1,01% dibanding Januari 2025. “Sementara, harga cabai rawit turun sebesar 4,37% dan harga minyak goreng naik sebesar 0,48%,” pungkasnya. (VK1/MMCKalteng)