JAKARTA – Kebijakan tarif impor 32% yang diterapkan Presiden AS Donald Trump terhadap Indonesia, dikhawatirkan memicu krisis ekonomi nasional. Sebagai respons atas kebijakan itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie berencana terbang ke Amerika Serikat (AS) pada awal Mei.
Anindya akan bernegosiasi terkait kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden AS Donald Trump. Anindya menyebut pihaknya akan menggunakan jalur hubungan dengan Kamar Dagang AS (US Chamber of Commerce) yang sudah terjalin baik selama ini. Pembahasan terkait kebijakan tarif impor oleh Trump ini telah dibahas sebelumnya pada saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto di November 2024 lalu.
“Awal Mei rencananya nanti, berkoordinasi dengan pemerintah, Kadin Indonesia akan ke AS untuk menindaklanjuti kerja sama dengan US Chamber of Commerce dan menghadiri beberapa konferensi bisnis/ekonomi untuk menyikapi perkembangan terakhir,” kata Anindya dalam keterangan pers, Jumat (4/4/2025).
Anindya melihat Trump masih membuka ruang negosiasi. Dia pun menyebut Indonesia mempunyai posisi strategis di Pasifik sebagai bagian dari ASEAN dan anggota APEC. Selain itu, faktor sebagai negara muslim terbesar dan pemimpin negara nonblok juga bisa menjadi pertimbangan dalam lobi diplomasi.
“Saya yakin, kita bisa melakukan negosiasi dengan AS, antara lain karena posisi geopolitik dan geoekonomi Indonesia. Saya melihat pernyataan Presiden Trump merupakan opening statement. Artinya pintu negosiasi masih terbuka,” jelas Anindya.
Di sisi lain, saat ini posisi Duta Besar Indonesia untuk AS kosong hampir dua tahun. Menurutnya, dibutuhkan figur yang bisa berperan dalam memperkuat komunikasi bilateral. Untuk itu, dia menyebut komunikasi yang intens dengan pemerintah AS di berbagai tingkatan, termasuk mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah AS adalah langkah yang tepat.
“Untuk memperkuat komunikasi kedua negara, perlu ada figur yang bisa berperan sebagai duta besar Indonesia di AS, sembari proses diplomatik pemilihan duta besar berlangsung,” terang Anindy. (VK1/detik)