PALANGKARAYA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tidak aman dari gempa bumi.
Prakirawan BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangkaraya, Lian Adriani, mengatakan 13 kabupaten dan 1 kota di provinsi Kalimantan Tengah memiliki potensi gempa bumi. Meski begitu, Lian menyebut skala gempa yang terjadi lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
“Karena wilayah Kalimantan tidak dilewati gunung-gunung aktif seperti di Jawa, Sumatera, dan sekitarnya. Memang, data sensor gempa yang dimiliki BMKG masih terbatas pada 5 wilayah, yaitu Kota Palangkaraya, Katingan, Pangkalanbun, Barito Selatan dan Barito Utara. Meski begitu tetap ada potensi gempa bumi di 14 kabupaten di Kalimantan Tengah,” tegasnya, Selasa (31/10/2023).
Sebelumnya, pada Senin (30/10/2023), terjadi gempa bumi di Kabupaten Kotawaringin Timur, pada pukul 01:21:44 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M4.5, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2.31 LS ; 113.02 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 25 km Timur-laut kota Sampit, pada kedalaman 13 km.
Gempa bumi juga pernah terjadi 12 Juli 2018 di wilayah Kabupaten Katingan. Saat itu terjadi gempa di siang hari dengan kekuatan magnitudo 4,2 skala Richter.
Antisipasi Pemda
Wakil Gubernur Kalteng H Edy Pratowo yang diwawancarai media, usai Rapat Paripurna DPRD, Rabu (1/11/2023), menyebutkan Pemprov menyiapkan sejumlah langkah bersama pemerintah daerah kabupaten/kota.
“Penangan bencana (gempa bumi) ini kan tidak bisa kita ukur, hari ini ada besok bisa tidak ada. Atau sebaliknya. Tetapi kami selalu meminta kepada pemerintah daerah untuk selalu menyiasatinya dengan baik. Salah satunya dengan menyiapkan dana tanggap darurat, dana tidak terduga yang memadai,” kata Wagub.
Seperti tahun ini, kata Wagub, ada musibah kebakaran hutan dan lahan. Namun dari hasil koordinasi Pemprov dan pemerintah kabupaten/kota, masih ada kabupaten yang menganggarkannya sangat minim, dibawah Rp1 miliar. “Padahal daerah itu rawan terjadinya bencana,” katanya.
Gempa bumi, menurut Wagub, terjadi tanpa sepengetahuan. “Tetapi kita selalu meminta daerah itu menyiapkan mitigasi bencana, dengan dukungan anggaran yang memadai,” kata Wagub.
Wagup juga mengatakan, dengan adanya kejadian di Kotim, gempa bumi akan menjadi salah satu perhatian Pemda diluar bencana yang sering terjadi seperti kebakaran hutan dan banjir. vk1