By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Vox KaltengVox KaltengVox Kalteng
  • Beranda
  • Kalteng
    • Barito Selatan
    • Barito Timur
    • Barito Utara
    • Gunung Mas
    • Kapuas
    • Katingan
    • Kotawaringin Barat
    • Kotawaringin Timur
    • Lamandau
    • Murung Raya
    • Palangkaraya
    • Pulang Pisau
    • Seruyan
    • Sukamara
  • Nasional
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Religi
  • Showbiz
Reading: Kemarau Panjang, Banyak Ikan Keramba di Sungai Kahayan Mati
Share
Vox KaltengVox Kalteng
  • Beranda
  • Kalteng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Religi
  • Showbiz
Search
  • Beranda
  • Kalteng
    • Barito Selatan
    • Barito Timur
    • Barito Utara
    • Gunung Mas
    • Kapuas
    • Katingan
    • Kotawaringin Barat
    • Kotawaringin Timur
    • Lamandau
    • Murung Raya
    • Palangkaraya
    • Pulang Pisau
    • Seruyan
    • Sukamara
  • Nasional
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Religi
  • Showbiz
Follow US
Beranda » Kalteng » Palangkaraya » Kemarau Panjang, Banyak Ikan Keramba di Sungai Kahayan Mati

Kemarau Panjang, Banyak Ikan Keramba di Sungai Kahayan Mati

6 Oktober 2023
Share
SHARE

PALANGKA RAYA –  Kemarau panjang yang melanda Kalteng berdampak pada semua lini. Tak hanya mengancam kesehatan manusia, namun juga hewan dan tumbuhan. Bahkan para petani tampak ikan pun merasakan, banyak ikan yang mati. Ini diakui sejumlah petani tambak di Sungai Kahayan wilayah Kota Palangka Raya.

“Sejak air sungai surut, banyak ikan mati. Kami baru panen satu kali,” kata Sumi dan suaminya, Rudi, saat ditemui awak media, Kamis (5/10/2023), di keramba milik mereka di Sungai Kahayan Pahandut Seberang. Pasangan suami istri itu membudidayakan ikan nila dan patin. Mereka mengakui rejekinya mulai seret sejak kemarau. Ini dialami hampir semua petani tambak ikan di Sungai Kahayan.

Hal ini mereka alami sejak beberapa bulan terakhir. Hasil penjualan jauh dari modal yang dikeluarkan untuk membeli pakan ikan yang semakin mahal. Akibat kemarau, ukuran ikan yang dipanen juga tak sesuai harapan. Hal ini sering dialami para petani tambak ikan ketika kemarau panjang melanda. Banyak ikan mati, akibat air bercampur lumpur saat sungai mulai dangkal.

Campuran air dan lumpur membuat suhu lebih panas dibanding biasanya. Apalagi air sungai tidak mengalami pergerakan seperti biasanya. Kadar oksigen dalam air menurun, yang memicu ikan kelelahan hingga mati.

“Biasanya kami dalam setahun bisa dua kali panen. Sekali panen rata-rata 3 ton. Tapi sampah saat ini baru satu kali panen, hasilnya pun tak capai target,” kata Rudi sembari memungut ikan dalam keramba yang mati.

Mereka juga mengeluhkan harga pakan ikan yang semakin meningkat. “Panen aja susah malah harga pakan ikan naik, ini saja udah 2 kali mengalami kenaikan, awal harganya di kisaran 300 ribuan per sak ukraun 30 kg, sekarang naik lagi jadi 400 ribu lebih,” keluhnya.

Pasutri ini mengaku mengalami kerugian hingga Rp3 juta per hari akibat banyak ikan yang mati. Ia berharap pemerintah  bisa mencari solusi. “Tolong pemerintah bantu kami  para pembudidaya ikan, saat ini kami hanya bergantung rezeki dari usaha ini. Sekarang kami kesulitan,” katanya penuh harap. Vk1

Peduli Bencana, WKRI Kalteng Bantu Petugas Damkar dan Bagi Masker Gratis kepada Warga
6 Balita di Petuk Katimpun Berisiko Stunting
Camat Bukit Batu Hendrikus Budi Ditunjuk Jadi Plt Kepala BPBD Palangkaraya
Kepsek Masukkan Sampah ke Tas Siswa, Orangtua Murid Geruduk SDN 3 Tanjung Pinang
Viral! Guru SMPN di Palangkaraya Ditangkap Warga Sedang Bugil dengan Mantan Murid
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Tidak ada komentar Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Vox KaltengVox Kalteng
© Vox Kalteng 2023. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
Welcome Back!

Masuk ke Akun Admin

Username or Email Address
Password

Lost your password?