MANDALAY – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,7 yang mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025), menjadi salah satu bencana alam terbesar di Asia Tenggara. Hingga Minggu (30//2025), dilaporkan jumlah korban akibat gempa tersebut sudah mencapai 1.644 orang.
Dilansir AFP, jumlah korban bertambah setelah tim penyelamat menggali reruntuhan bangunan yang runtuh akibat gempa tersebut. Gempa dangkal berkekuatan magnitudo 7,7 itu melanda barat laut kota Sagaing di Myanmar tengah pada Jumat sore, beberapa menit kemudian gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,7.
Gempa tersebut menghancurkan bangunan, merobohkan jembatan, dan membuat jalan melengkung di seluruh wilayah Myanmar. Kerusakan besar akibat gempa terlihat di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu dan rumah bagi lebih dari 1,7 juta orang.
“Sampai saat ini sebanyak 1.644 orang tewas akibat gempa itu. “Lebih dari 3.400 orang terluka di Myanmar, dengan sedikitnya 139 orang lainnya hilang,” imbuh junta dalam sebuah pernyataan. Sekitar 10 kematian juga telah dikonfirmasi di Bangkok.
Dalam upaya penyelamatan korban, tim penyelamat Myanmar mengeluarkan seorang wanita dalam keadaan hidup dari reruntuhan gedung apartemen yang ambruk. Wanita tersebut sudah terkubur selama 30 jam. AFP melaporkan, wanita tersebut bernama Phyu Lay Khaing. Wanita berusia 30 tahun itu dibawa keluar dari Kondominium Sky Villa oleh tim penyelamat dan digotong dengan tandu sambil dipeluk oleh suaminya Ye Aung dan dibawa ke rumah sakit.
“Awalnya saya tidak mengira dia akan hidup,” kata Ye Aung kepada AFP sambil dengan cemas menunggu istrinya, yang saat itu terkubur di reruntuhan, untuk keluar. “Saya sangat senang mendengar kabar baik,” lanjut dia.
Pejabat Palang Merah mengatakan kepada AFP, lebih dari 90 orang mungkin terperangkap di bawah reruntuhan gedung apartemen tersebut. Upaya pencarian para korban masih terus dilakukan hingga saat ini. (VK1)