Petugas BKSDA Sampit saat menerima seekor bayi bekantan yang diserahkan warga.
SAMPIT – Warga Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Jumat (20/10/2023), dikejutkan dengan kedatangan tamu dari alam liar. Seekor bayi Bekantan (Nasalis larvatus) masuk ke pemukiman warga, setelah hutan yang menjadi rumahnya dilalap api dalam peristiwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah itu.
Daerah Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Kotim yang mengalami kebakaran hutan dan lahan cukup parah. Luasnya lahan yang terbakar, bahkan sempat membuat petugas kesulitan dalam memadamkannya.
Kedatangan bayi bekantan itu pertama kali diketahui oleh Iqbal, warga Desa Lampuyang. Iqbal menemukan bayi bekantan itu di belakang rumahnya. Primata langka itu ditemukan seorang diri terpisah dari induknya dengan kondisi sehat tanpa luka.
Monyet berhidung panjang tersebut langsung diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Sampit, Kalimantan Tengah.
Kepala BKSDA Pos Sampit Muriansyah mengatakan, bayi bekantan jantan berusia kurang dari dua bulan itu diduga bisa sampai masuk ke area permukiman karena habitatnya yang telah habis terbakar.
“Rencananya bayi bekantan ini akan dibawa ke BKSDA seksi konservasi wilayah II Pangkalan Bun untuk direhabilitasi sebelum nantinya dilepas liarkan ke habitat aslinya,” katanya.
Muriansyah menambahkan, sejak maraknya kebakaran hutan dan lahan terjadi di Kabupaten Kotim, pihaknya banyak mendapat laporan kemunculan swasta liar terutama beruang madu dan orang utan yang masuk ke area permukiman dan perkebunan warga.
Lokasi kemunculan satwa dilindungi tersebut umumnya berada tidak jauh dari lokasi terjadinya kebakaran hutan atau lahan. “Saya juga berharap jika masyarakat ada menemukan satwa liar seperti ini juga dapat menyerahkan kepada kami, supaya kami kembalikan ke hutan yang masih terjaga,” katanya. vk5