Kepala Dinkes Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo.
PALANGKA RAYA – Sejak kebakaran hutan dan lahan melanda Kota Palangka Raya mulai Agustus 2023, warga di kota itu yang menderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meningkat signifikan. Itu akibat kabut asap sehingga udara mengandung partikel debu.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya menyebutkan, ada 4.415 pasien ISPA yang menjalani perawatan sepanjang Agustus hingga September. Rinciannya, Agustus 1.740 pasien dan pada September meningkat menjadi 2.675 pasien. Mereka ini yang dirawat di Puskesmas maupun RSUD Kota Palangka Raya, baik rawat inap maupun rawat jalan.
Kepala Dinkes Kota Palangka Raya, Andjar Hari Purnomo, mengakui peningkatan pasien ISPA akibat musibah kabut asap. Jumlah ini diperkirakan lebih banyak, sebab belum termasuk yang dirawat di Rumah Sakit swasta maupun yang memilih rawat di rumah.
Secara keseluruhan, berdasarkan data yang diperoleh sejauh ini ada 14.960 masyarakat yang terpapar ISPA selama Januari-September 2023.
“ISPA yang dirasakan masyarakat merupakan dampak dari kabut asap yang ditimbulkan pasca kejadian karhutla,” katanya, Senin (2/10/2023).
Andjar menjelaskan, pada Januari terjadi sebanyak 2.291 kasus dan mengalami penurunan pada Februari dengan total 1.890 kasus. Peningkatan kemudian terjadi pada dua bulan berikutnya, Maret 1.936 kasus dan April 2007 kasus.
“Kasus ISPA sempat mengalami penurunan drastis pada tiga bulan berikutnya, yakni Mei 894 kasus, Juni 898 kasus dan Juli 629 kasus,” jelasnya.
Akan tetapi, tegas Andjar, ISPA kembali meledak seiring dengan maraknya Karhutla pada Agustus dan September. Dimana Agustus terjadi 1.740 kasus dan September sebanyak 2.675 kasus. Total dua bulan itu 4.415 kasus.
“Mereka yang rentan dalam ISPA adalah balita dan lanjut usia,” tuturnya. vk1