KUALA KURUN – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI setiap tahun melakukan pemeringkatan Indeks Inovasi Daerah (IID). Ini sebagai alat ukur untuk mengukur dan mengevaluasi inovasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Indonesia. IID juga berfungsi sebagai dasar untuk pemberian penghargaan kepada pemerintah daerah yang berhasil dalam inovasi.
Tahun 2024 lalu, Kabupaten Gunung Mas berada di peringkat 159 dari 415 kabupaten. Menurut Asisten Administrasi Umum Setda Gumas, Letus Guntur, peringkat IID Gunung Mas terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2021, Kabupaten Gunung Mas berada pada urutan ke 345 dari 415 kabupaten/kota dengan predikat tidak inovatif.
“Kemudian pada tahun 2022, peringkat kita naik menjadi 159 dengan kategori inovatif, dan pada tahun 2023 peringkat kita turun ke 325 atau kurang inovatif. Terakhir tahun 2024 kita masuk dalam peringkat 158 dari 415 Kabupaten dengan peringkat inovatif,” kata Letus, Rabu (30/4/2025).
Ia mengatakan, inovasi di segala bidang adalah penyumbang utama lahirnya peradaban baru. Tanpa inovasi, tentunya segala dinamika masih berkutat di dalam peradaban terbelakang dan tradisional. “Dalam konteks Pemda, inovasi berdampak bagi kemajuan suatu daerah, daerah yang tidak berinovasi akan tertinggal jauh dibandingkan daerah lain,” ucapnya, dalam kegiatan Workshop Inovasi Daerah Kabupaten Gunung Mas Tahun 2025, bertempat di Aula Bapperida Gumas.
Dirinya mengungkapkan bahwa inovasi daerah merupakan sarana pemerintah untuk mendorong terciptanya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan masyarakat yang lebih produktif, efisien dan efektif. “Naik turun peringkat menandakan penerapan inovasi di Kabupaten Gunung Mas belum konsisten. Iklim inovasi belum menjadi budaya ditempat kerja kita, dan mungkin kita belum sadar apa yang selama ini dilakukan adalah sebuah inovasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan kita untuk menghadapi penilaian IGA Tahun 2025. Jika kepala perangkat daerah berkomitmen melaksanakan instruksi pada tahun 2023 yang berbunyi satu perangkat daerah satu inovasi setiap tahun, maka peserta kegiatan ini memiliki bahan yang memadai untuk melakukan penginputan pada aplikasi IGA” tandasnya. (VK5)