PALANGKA RAYA – Dalam rangka Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tahun 2023, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar memberikan Penghargaan Konservasi Alam kepada 18 desa se-Indonesia. Salah satunya Desa Tahawa, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, sebagai Desa Ramah Satwa.
“Penerima penghargaan dengan upaya yang diberikan dalam menjaga alam, Pada puncak acara Hari Konservasi Alam Nasional yaitu berkenaan dengan langkah-langkah konservasi alam dengan spirit dasar dalam berbagai langkah bidang kehutanan, berupa perlindungan dan penyangga kehidupan pengawetan keanekaragaman hayati dan pemanfaatan secara lestari,” kata Menteri LHK saat menyerahkan Piagam Penghargaan yang diterima Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo, di Taman Wisata Bukit Tangkiling, Rabu (8/11/2023).
Sementara, Kepala BKSDA Kalteng Noor Adirahmanta mengatakan, Desa Tahawa telah mengalokasikan seluas 9 ribu hektare wilayahnya untuk menjadi Hutan Desa. Masyarakat di Desa Tahawa berkomitmen menjaga semua satwa dan tumbuhan di dalamnya.
Ia menyebut warga Desa Tahawa menjadi petugas patroli untuk menjaga kawasan mereka dari pihak luar yang ingin melakukan perburuan. Diharapkan, apa yang dilakukan Desa Ramah Satwa bisa menular ke desa-desa lainnya. Masyarakat di Desa Tahawa hidup berdampingan dengan semua satwa yang ada. Poin pentingnya adalah masyarakat sudah punya komitmen dan inisiatif untuk menjaga hutan beserta dengan isinya.
Ia mengaku takjub saat pertama ke Desa Tahawa, warga makan dan nongkrong di dekat sarang beruang. Mereka tidak saling mengganggu. Ada beberapa satwa yang ada di desa. Orang utan, owa-owa, burung, rusa, beruang dan lain-lain.
“Tidak ada konflik antara manusia dan hewan, kuncinya kita harus mengerti bahwa kita manusia harus mencari nafkah dan mereka bisa mencari penghasilan dari atraksi satwa. Seperti misalnya ada peneliti datang, kan warung mereka jadi ramai, menginap di rumah mereka dan lain-lain itu kan bisa menghasilkan uang,” ucapnya. vk1