PALANGKA RAYA – Gempa bumi terjadi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Senin (30/10/2023) pukul 01.21 dinihari WIB. Ini kedua kalinya terjadi gempa di Kalteng dalam lima tahun terakhir.
Menurut catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya, gempa pertama terjadi pada 12 Juli 2018 di wilayah Kabupaten Katingan. Saat itu terjadi gempa di siang hari dengan kekuatan magnitudo 4,2 skala Richter.
“Gempa yang terjadi di Kotim tadi pagi itu yang kedua, mas. Bukan yang pertama,” kata Alfandi, Prakirawan BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya, Senin (30/10/2023) siang.
Alfandi mengakui beberapa wilayah di Kalteng memiliki potensi dilanda gempa bumi. Hanya saja, BMKG Pusat belum melakukan pemetaan, daerah mana saja yang berpotensi. Alasannya, gempa bumi yang terjadi memiliki kekuatan magnitudo yang kecil dan tidak berpotensi tsunami. Selain itu, intensitas gempa juga tak terlalu sering.
Berdasarkan dua kali kejadian, Katingan dan Kotim dapat dikatakan daerah yang paling rawan gempa. Pada kejadian Senin pagi tadi, gempa terjadi di daerah perbatasan Katingan dan Kotim. Hasil analisis BMKG Pusat, kata Alfandi, gempa dengan magnitudo 4,5 skala Richter terjadi di arah Timur Laut sekitar 25 kilometer dari Kota Sampit, dekat perbatasan wilayah Katingan. Gempa terjadi di kedalaman 13 kilometer dari permukaan tanah.
Alfandi menyebut penyebab gempa di Sampit ini karena dipicu aktivitas sesar aktif. Sesar atau patahan (fault) adalah pergeseran lapisan batuan karena daya tekan kerak bumi. vk1