SUKAMARA – Hama lalat yang menyerang pemukiman penduduk di Kecamatan Pantai Lunci, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah (Kalteng), berasal dari kandang peternakan ayam milik perusahaan yang bermitra dengan masyarakat.
Camat Pantai Lunci, Budiansyah, mengatakan ada tiga desa yang terdampak serangan hama lalat. Ketiga desa itu, Sungai Cabang Barat, Sungai Tabuk, dan Sungai Pasir. Desa Sungai Cabang Barat dan Desa Sungai Tabuk paling terdampak. Sementara Desa Sungai Pasir hanya sebagian.
Budi, sapaan akrabnya, mengakui wabah lalat berasal dari kandang peternakan ayam yang berada di wilayah 3 desa itu, yang jumlahnya mencapai 70 unit. Meski begitu, Budi menyebut wabah lalat saat ini sudah jauh berkurang. Ini setelah Pemkab Sukamara membentuk Satgas Penanganan Lalat.
Satgas ini sudah memanggil perusahaan peternakan ayam, memberikan instruksi agar segera menanggulangi hama tersebut. Instruksi itu sesuai dengan arahan Bupati Sukamara, Masduki. “Alhamdulilah, setelah Tim Satgas panggil para peternak, memberikan warning, hama lalat sudah jauh berkurang,” kata Budi saat diwawancarai voxkalteng.com, Senin (7/4/2025).
Budi juga menyebut pihaknya membantu Tim Satgas ikut memantau di lapangan. Perusahaan terus diingatkan agar menjaga kebersihan kandang. “Beberapa waktu lalu dari Satgas bersama dengan peternak juga sudah bersama-sama membersihkan kandang, memberikan semprotan pembasmi lalat dan larva. Hasilnya sangat baik, lalat langsung berkurang. Mungkin sekarang tinggal sedikit, walaupun masih ada,” katanya.
Selain dari kandang ayam, Budi juga menyebut hama lalat di pesisir Pantai Lunci karena ada aktivitas nelayan. Seperti menjemur ikan asin, membersihkan ikan, udang dan kepiting rajungan. “Namanya juga di pinggir pantai, mas. Bau amis dari ikan, udang dan kepiting kan juga mengundang lalat, meskipun jumlahnya tidak banyak,” katanya.
Wabah lalat yang menyerang pemukiman penduduk di Kecamatan Pantai Lunci sempat viral di media sosial. Di mana beredar sebuah video memperlihatkan seorang pria dan wanita terpaksa makan di dalam kelambu.
Kelambu yang melindungi mereka dihinggapi lalat yang cukup banyak. Diperlihatkan juga kerumunan lalat yang hinggap dilantai. “Makan dulu gaes, tapi makannya di dalam kelambu. Kalau gak di dalam kelambu, nanti yang kita makan bukan nasi, tapi lalat,” kata si pria dalam kelambu.
“Ini baru pertama kali makan di dalam kelambu. Nikmat!” kata pria itu. Sementara pria lain yang mengambil video itu menjawab, “Miris! Pokoknya miris lalatnya! Luar biasa. Ini kayapa ini solusinya ini lalat. Kampung lalat, bukan kampung lagi. Ganti namanya jadi kampung lalat. Malam ini, malam. Lalat nah, orangtua makan di dalam kelambu” kata si pengambil video sembari mengelilingi kelambu dan memperlihatkan lalat yang cukup banyak hinggap. (VK13)
Baca berita terkait:
Viral! Wabah Lalat di Sukamara, Makan pun Terpaksa dalam Kelambu
Kepala DPKPP Sukamara Sebut Serangan Lalat di Pantai Lunci Mulai Berkurang


